Kamis, 21 November 2013

cinta APA nafsu

Antara CINTA dan NAFSU

Reaksi keras dan kemarahan terjadi di internet ketika sebuah foto yang beredar luas, menunjukkan polisi berpakaian Membedakan cinta sejati dan cinta penuh nafsu sangat perlu dilakukan supaya nantinya perjalanan asmara anda akan berjalan dengan sehat dan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini sangat penting dipelajari oleh cewek dimana pihak cewek yang paling sering dirugikan dalam hal percintaan.  Dengan mempelajari ini semoga cewek-cewek nantinya bisa memilih pasangan cinta kalian masing-masing secara tepat tanpa terjebak ke dalam cinta palsu yang terkadang hanya menginginkan sesuatu yang dia inginkan dari kalian. Jika keinginan itu sudah dipenuhi maka dia akan jauh-jauh pergi meninggalkan kalian. Sering sekali kita mendengar ada orang bertanya : " Apa perbedaan antara cinta dan nafsu ? " " Bagaimana membedakan antara cinta dan nafsu?' atau yang lebih parah " Cinta dan nafsu itu sama nggak sih ? " Bagi sebagian orang, mereka mengatakan cinta dan nafsu itu sama saja. Tapi tidak menurut saya. Buat saya pribadi cinta dan nafsu jelas dua hal yang berbeda. Meski perbedaannya sangat tipis, mungkin itu yang membuat orang sering terkecoh, tidak bisa membedakan mana nafsu, mana cinta..? Nah bagaimana sih membedakan antara cinta sejati dan cinta penuh nafsu ? 

1. Cinta Sejati Tidak Sama dengan Nafsu Cinta dan nafsu sering kali membingungkan kita. Sebenernya, kebanyakan tema film, lagu, novel bukanlah tentang cinta, melainkan nafsu. Bagaimana membedakanya? Cinta tahan uji, . . . nafsu mudah luntur . . . Cinta menghargai . . . nafsu memanfaatkan . . . Daya tarik fisik sering kali menjadi satu sinyal awal dari tumbuhnya Cinta sejati, tapi itu belum jadi cinta sejati. 

2. Cinta Tidak Sama Dengan Keromantisan Perasaan romantis memang luar biasa dalam hubungan dekat antara pria dan wanita. Tuhan memang merancang agar kita mengalami perasaan seperti ini dalam hubungan istimewa dengan lawan jenis. Namun gairah dan kehangatan romansa tidak dapat disamakan dengan cinta. Keromantisan merupakan suatu perasaan; sedangkan cinta sejati masih memiliki makna yang jauh lebih dalam lagi. 

3. Cinta Sejati Tidak Sama Dengan Tergila-gila Perasaan tergila-gila adalah daya tarik dan gairah yang kuat dalam diri seseorang terhadap lawan jenisnya. Kamu akan memikirkan dia siang dan malam. Pikiranmu tersita oleh orang itu sehingga kau tidak dapat berkonsentrasi pada hal yang lain. Kata lain dari persaan tergila-gila ialah puppy love atau cinta monyet. Jatuh cinta atau cinta pandangan pertama biasanya mereka berbicara ttg perasaan tergila-gila… 

4. Cinta Sejati Tidak Sama Dengan Seks Cinta merupakan proses ; seks merupakan suatu tindakan. Cinta bisa dipelajari; seks merupakan naluri. Cinta membutuhkan perhatian terus menerus; seks tidak perlu seperti itu. Cinta membutuhkan waktu untuk berkembang dan menjadi dewasa; seks tidak perlu waktu untuk berkembang. Cinta membutuhkan interaksi emosional dan rohani; seks hanya membutuhkan interaksi fisik. Cinta membuat hubungan makin dalam; seks tanpa cinta membuat hubungan jadi renggang. 

5. Cinta itu Membahagiakan, Nafsu itu Membahaykan Cinta yang sebenarnya selalu menunjukkan jalan atau arah menuju kebahagiaan bagi orang-orang yang menjalaninya. Seorang pecinta yang sudah menemukan dan memahami makna cinta sejati dalam dirinya akan berada pada kondisi yang membahagiakan. Sebaliknya, orang-orang yang terkecoh dengan nafsu dan menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam kondisi yang membahayakan. Kita tidak bisa memungkiri, di mana ada kebaikan, di situlah setan menggoda manusia agar terjerumus ke dalam keburukan. Cinta dan nafsu seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Cinta adalah sisi positif, nafsu adalah sisi negatif dan uang itu adalah hubungan. Seseorang yang mencintai pasangannya dengan sebenar-benarnya cinta akan mengarahkan hubungannya menuju kebahagiaan sejati dengan cara menjaga dan menyayangi pasangannya. Tanpa bermaksud untuk merusak dan menyakiti. Lain halnya dengan orang-orang yang menjalin hubungan dengan landasan nafsu, mereka akan membawa hubungannya kearah kebahagiaan yang semu dan hanya berorientasi pada fisik, dalam hal ini sex. Yang justru akan menjerumuskan mereka ke dalam situasi yang membahayakan. Coba deh, kita meluangkan waktu untuk berfikir sejenak. Apakah hubungan yang sedang kita jalani dengan pasangan sekarang ini berorientasi pada kebahagiaan sejati atau hanya kebahagiaan duniawi yang semu..? Hanya kamu yang tahu jawabannya. 

6. Cinta Bikin Kita Ketawa, Nafsu Bikin Kita Kecewa Kalau diibaratkan hubungan seperti sawah, maka cinta adalah padi dan nafsu adalah rumput liar. Nah, ketika ketika seseorang menanam padi (cinta) di sawah (hubungan) maka secara otomatis akan tumbuh juga rumput liiar (nafsu). Kalau orang itu sudah mengetahui dan memahami apa itu padi (apa itu cinta), maka dia akan segera memangkas rumput liar itu (nafsu) yang tumbuh di sawahnya (hubungan). Ketika tiba masa panen, orang ini akan menuai hasil sawahnya (hubungan) yang ditanami padi (cinta) itu tadi berupa buah padi (kebahagiaan). Lain dengan orang-orang yang terkecoh yang menyangka rumput liar (nafsu) sebagai padi (cinta). Mereka akan memelihara rumput liar (nafsu) dan tanaman padinya (cinta) akan mati. Pada saat panen, tentu yang mereka dapat hanyalah sekarung rumput liar (nafsu) yang tidak enak dimakan (kekecewaan). Di sinilah kita perlu bertanya kepada hati kita sendiri, apakah hubungan yang kita jalani dengan pasangan sudah bisa membuat kita ketawa atau hanya serangkaian kekecewaan yang kita dapat..? Kalau yang kita dapat hanya kecewa dan kecewa, ada baiknya untuk kita mengkaji ulang, apakah apakah hubungan yang kita jalani berlandaskan cinta atau nafsu..? 

7. Cinta Selalu Ingin Memberi, Nafsu Hanya Ingin Diberi Saya rasa maksud dari poin ketiga ini sudah jelas. Cinta adalah memberi. Ketika seseorang menjalin hubungan atas dasar cinta maka hal pertama yang dilakukannya adalah memberikan yang terbaik kepada pasangannya, bukan ingin diberi. Logikanya, kalau kita dan pasangan sama-sama ingin memberi (kita ingin memberi kepada pasangan dan pasangan ingin memberi kepada kita) secara otomatis keduanya akan menerima. Tapi kalau kita dan pasangannya inginnya diberi (pasangan ingin diberi dan kita juga ingin diberi) lalu siapa yang akan memberi..? Pada akhirnya yang terjadi justru tidak ada yang akan diberi karena tidak ada yang ingin memberi. Coba dipikirkan lagi..! 

8. Cinta Ingin Menyayangi, Nafsu Ingin Menggerayangi Hayo...!!!! Bagaimana cara kamu memperlakukan pasanganmu? Dan bagaimana cara pasanganmu memperlakukan kamu? Ini adalah cara termudah untuk membedakan mana cinta, mana nafsu..? Landasan seseorang dalam menjalin hubungan akan sangat menentukan pada bagaimana cara orang tersebut memperlakukan pasangannya. Orang yang menjalin hubungan dengan landasan cinta akan senantiasa memperlakukan pasangannya dengan cara-cara yang baik. Menjaga, menyayangi, memperhatikan dan selalu memberikan yang terbaik. Sebaliknya orang orang yang menjalin hubungan karena nafsu cenderung memperlakukan pasangan ke arah fisik. Setiap kali bertemu, inginnya menciumi dan diciumi, setiap kali berdua inginnya dipeluk dan memeluk, digerayangi dan menggerayangi, dan yang lebih parah lagi kalau sampai kearah hubungan sex. Waaaah..., bahaya, bahaya...!!! 

9. Cinta Yang Terbaik, Nafsu Yang Terbalik Cinta selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangan dan selalu memperlakukan pasangan dengan cara-cara yang baik. Bagaimana dengan nafsu ... ? Sebaliknya, nafsu
Menurut para psikolog, keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan hormonpertumbuhan. Suatu saat bisa merasakan kesedihan yang amat sangat, tetapi di lain waktu bisa terlihat sangat bahagia. Bila sedang sedih, seorang remaja terkadang tidak bisa mengendalikan diri. Ini salah, itu salah. Sebaliknya, jika sedang senang-senangnya ia mudah lupa diri.

Alangkah malang, jika di saat labil ini ada pihak yang mengambil ruang dan memanfaatkan kesempatan. Yang lebih rentan adalah kaum wanita. Jika sajadefenca mechanis dan protect kesucian diri tidak tegas dipertahankan, hilanglah kehormatan direnggut oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Salim A. Fillah, dalam buku Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan, secaracerdas membongkar kedok orang-orang seperti itu, ”Betapa para penipu menggunakan kata cinta untuk mewakili nafsu keji yang mereka selimutkan sepanjang proses pendahuluan sampai zina yang disebut sebagai pembuktian cinta. 

Demi Allah mereka berdusta! Setiap laki-laki hanya menginginkan regukan kenikmatan dalam setiap interaksi yang mereka sebut pacaran meski mereka bersumpah bahwa cintanya sucu dan sejati.” Astaghfirullahal ’azim...

Jika tidak segera menghindar dari hawa nafsu–yang oleh setan dirangkai dengan pigura cinta–niscaya kita terjerumus ke lembah nista karena tidak mampu menghindar dari jeratannya. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengingatkan kita dalam buku Raudhah al-Muhibbin wa Nazhah al-Musytaqin, yang versi terjemahannya menjadi Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Reaksi Orang-orang Dimabuk Rindu, bahwa, ”Hawa nafsu itu bagaikan perangkap yang sulit untuk dihindari.”


Mari kenali mana yang cinta dan mana yang nafsu. Semoga tidak terbalik dan tertukar di antara keduannya. Yakinlah dan pastikan. Ini cinta dan itu nafsu. Cinta bermuara dari kebeningan dan kesucian hati sehingga mengantarkan kepada keridhaan Allah Swt. Nafsu, kata asy-sya’bi, dalam bahasa Arab disebut hawa yang artinya menjerumuskan. Maksudnya menjerumuskan ke dalam perbuatan dosa, sehingga menjauhkan hamba dengan Rabbnya.

Apakah setiap cinta itu baik, dan apakah segala sesuatu yang dinamakan nafsu itu busuk? Mungkin di antara kita ada yang bertanya demikian. Cinta dan nafsu adalah dua hal yang berbeda. Keduanya memiliki nilai yang relatif. Bisa baik, bisa juga buruk; tergantung bagaimana kita merangkainya. Apakah akan kita rangkai dengan pigura hakiki (cinta karena Allah), atau kita rias dengan pigura setan?

Terlalu zalim jika kita harus mengumbar atau membunuh salah satu di antara keduanya, karena keduanya adalah anugerah yang mesti disyukuri. Cinta dapat bernilai agung jika didasarkan pada kecintaan kepada Allah Swt. Sebaliknya, ia dapat melahirkan kehinaan manakala didasari oleh hawa nafsu syaithani. Demikian juga nafsu, tidak selamanya buruk; terutama jika ia diarahkan berdasarkan aturan Sang Pencipta nafsu itu sendiri. 


Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang. (QS. Yusuf [12]:53)
Intinya, cinta dan nafsu akan menjadi baik jika diatur danmdiarahkan secara tepat, yaitu dengan syariat Allah Swt.
NAFSU itu diibaratkan KEHENDAK KUDA, sedangkan AKAL diibarkatkan PENUNGGANG KUDANYA.

1. Cinta itu membahagiakan, Nafsu itu Membahayakan 

Cinta yang sebenarnya selalu menunjukkan jalan atau arah menuju kebahagiaan untuk orang-orang yang menjalaninya. Seorang pecinta yang sudah menemui dan memahami makna cinta sejati dalam dirinya akan berada pada keadaan yang membahagiakan.
Sebaliknya, orang-orang yang tertipu dengan nafsu dan menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam situasi yang membahayakan. Kita tidak boleh mempertikalkan bahawa di mana ada kebaikan, di situlah syaitan menggoda manusia agar terjerumus ke dalam keburukan dan dosa.
Seseorang yang mencintai pasangannya dengan sebenar-benar cinta akan menjadikan hubungannya menuju kebahagiaan sejati dengan cara menjaga dan menyayangi pasangannya.

Tanpa merosak dan menyakiti, serta membawanya jauh dari kemaksiatan. Sebaliknya,  orang-orang yang menjalin hubungan dengan landasan nafsu, mereka akan membawa hubungannya kearah kebahagiaan yang palsu dan hanya berorientasi pada fizikal, dalam hal ini adalah seks. 

2. Cinta buat kita ketawa, Nafsu buat kita Kecewa 

Kalau diibaratkan hubungan seperti sawah, maka cinta adalah padi dan nafsu adalah rumput liar. Ketika seseorang menanam padi (cinta) di sawah (hubungan) maka secaraautomatik akan tumbuh juga rumput liar (nafsu).
Kalau orang itu sudah mengetahui dan memahami apa itu padi (apa itu cinta), maka dia akan segera memangkas rumput liar itu (nafsu) yang tumbuh di sawahnya (hubungan).

Ketika tiba masa menuai, orang ini akan menuai hasil sawahnya (hubungan) yang ditanam padi (cinta) itu tadi berupa beras (kebahagiaan).

Lain pula dengan orang-orang yang tertipu yang menyangka rumput liar (nafsu) sebagai padi (cinta). Mereka akan memelihara rumput liar (nafsu) dan tanaman padinya (cinta) akan mati.
Pada musim menuai, tentu yang mereka dapat hanyalah sekarung rumput liar (nafsu) yang tidak dapat dimakan (kekecewaan).

3. Cinta selalu ingin memberi, Nafsu hanya ingin Diberi

Saya rasa maksud dari point ketiga ini sudah jelas. Cinta adalah memberi. Ketika seseorang menjalin hubungan atas dasar cinta maka hal pertama yang dilakukannya adalah memberikan yang terbaik kepada pasangannya, bukan ingin diberi.Logiknya, kalau kita dan pasangan sama-sama ingin memberi (kita ingin memberi kepada pasangan dan pasangan ingin memberi kepada kita) secara automatik kedua – duanya akan menerima.Tetapi kalau kita dan pasangan inginnya diberi (pasangan ingin diberi dan kita juga ingin diberi) maka siapa yang akan memberi..? Pada akhirnya yang terjadi adalah tiada yang akan diberi kerana tiada yang ingin memberi. 

4. Cinta ingin menyayangi, Nafsu ingin Merosakkan

Bagaimana cara kita memperlakukan pasangan kita? Bagaimana kita melihat pasangan kita?
Ini adalah cara termudah untuk membezakan mana cinta, mana nafsu - Cara seseorang dalam menjalin hubungan akan sangat menentukan bagaimana cara orang tersebut memperlakukan pasangannya.

Orang yang menjalin hubungan dengan landasan cinta akan sentiasa memperlakukan pasangannya dengan cara yang baik. Menjaga, menyayangi, memperhatikan dan selalu memberikan yang terbaik. Mereka mempunyai cita – cita untuk kearah berkhitbah (lamaran) dan seterusnya mempercepatkan proses rumahtangga.

Sebaliknya orang orang yang menjalin hubungan kerana nafsu cenderung memperlakukan pasangan ke arah bentuk fizikal. Setiap kali bertemu kedua inginnya dipeluk dan memeluk  dan yang lebih parah lagi kalau sampai kearah hubungan seks yang haram.

5. Cinta yang terbaik, Nafsu yang Terbalik

Cinta selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangan. Bagaimana dengan nafsu? Sebaliknya, nafsu selalu ingin diberi dan cenderung memperlakukan pasangan ke arah yang menyesatkan dan perbuatan dosa.

Jika nafsu lebih kuat berbanding cinta didalam jiwa kita, maka Islam telah menyediakan penyelesaian terbaik iaitu pernikahan. Supaya kita, pasangan kita dan keturunan kita terjaga..

Diandaikan ada PENUNGGANG KUDA, tetapi kalau KUDANYA TAK MAU JALAN, maka apakah PENUNGGANG KUDA bisa sampai ke JAKARTA ? Tentu jawabannya bisa, tetapi sampai kapan tiba jika dari  Jawa tengah ke Jakarta mesti jalan kaki ? (pengandaiannya kendaraan cuma Kuda, belum ada kereta atau mobil). Begitu pulalah kira-kira jika manusia tak punya NAFSU maka sudah pasti jalannya lelet. gairah hidupnya melemah.

UNTUK MAKAN SAJA DIPERLUKAN NAFSU. Ketika NAFSU MAKAN TAK ADA, maka apakah SESEORANG BISA MENIKMATI MAKANAN ?????? JUSTRU DENGAN ADANYA NAFSU, MEMBUAT HIDUP TERASA BERGAIRAH. TERASA NIKMAT. Diandaikan manusia tak punya nafsu, sudah pasti terasa garing.  

MAHA BESAR ALLAH YANG TELAH MELIMPAHKAN NAFSU KEPADA MANUSIA, yg dengan NAFSU itu pula MANUSIA DAPAT MERASKAN NIKMATNYA CINTA. Diandaikan NAFSU TAK ADA, sudah pasti CINTA menjadi tidak bermakna. CINTA bisa menjadi bermakna oleh karena ada NAFSU di dalamnya. KALAU BEGITU APA YANG SALAH DARI NAFSU ????
KUDA punya kehendak. Dan kehendak KUDA tentunya tidak terarah (Liar). Jika KUDA dilepas sendirian dari KAMPUNG Gw (Jateng) dan disuruh ke JAKARTA, maka kemungkinan besar tidak akan sampai. Untuk bisa sampai ke rumah JAKARTA mesti ada penunggangnya. Begitulah kira-kira penggambaran hubungan CINTA KARENA NAFSU DENGAN CINTA KARENA ALLAH.

Tiap kali ada orang wafat: kita berucap "INNA LILILLAHI WAINNA ILAHI RAJI'UN" (Sesungguhnya semua berasal dari ALLAH & KEMBALI (pulang) ke ALLAH).

JIWA manusia berasal dari ALLAH, tentu akan merasa bahagia jika PULANG KEMBALI ke ALLAH. Ibarat kata, sekalipun rumah teman ATAU rumah saudara kita itu bagus & mewah, namun ketika kita bertamu, tetap sj kurang nyaman. Kita ingin pulang ke Kosan atau ke rumah sendiri. PULANG bukan hanya peristiwa jasmani pindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi di dalam KEPULANGAN itu sendiri terkandungi rasa nyaman/damai/tenang, dll, sekalipun Kosan/rumah kita itu kecil, tetap sj lebih nyaman dibanding kalau kita bertamu.

Cinta itu bersifat kejiwaan. Dan jiwa manusia itu ada 2 tarikan, tarikan ke atas dan tarikan ke bawah. Tarikan ke atas adalah tarikan ke Jalan ALLAH, sedangkan tarikan ke bawah adalah tarikan ke jalan materi.

TARIKAN KE BAWAH ITULAH YANG DISEBUT CINTA KARENA NAFSU. Karena itu jiwa makin meronta. Akibatnya JIWA TIDAK AKAN SAMPAI BISA PULANG KE ASALNYA. Dan yg demikian itu persis dengan KEHENDAK KUDA yg tanpa PENUNGGANG. Jika KUDA dilepas sendirian, pasti tidak akan sampai pada tujuan.

Agar jiwa bisa sampai pulang ke asalnya, maka ALLAH memberikan jalan yg disebut SYARIAT ISLAM. Jika seseorang di dalam menjalin CINTA berjalan di atas jalan SYARIAT, maka itulah yg disebut CINTA KARENA ALLAH. Sebaliknya, jika seseorang di dalam bercinta melanggar Syariat, maka itulah yg disebut cinta karena nafsu.

SYARIAT MEMERINTAHKAN supaya selama belum dinikahi, diharamkan untuk bersentuhan, bergandengan, berciuman, bersetubuh. TERMASUK MEMANGGIL DENGAN SEBUTAN: CINTAKU, SAYANGKU KEPADA YANG BUKAN MUHRIM. Jika itu dilanggar itulah yg disebut CINTA KARENA NAFSU. DI SINILAH PEMBEDA ORANG YANG BERIMAN DAN TIDAK BERIMAN. Ternyata banyak yg tidak kuat. Mereka belum nikah, tapi sudah meanggil-manggil dengan sebutan: cintaku, sayangku. Mereka juga berani berpelukan, berciuman, dll. Model CINTA yg seperti itulah yg dikatakan CINTA KARENA TARIKAN NAFSU.

BATAS TEGAS PEMBEDA CINTA KARENA NAFSU DAN CINTA KARENA ALLAH terletak pada TUNDUK PADA KEMAUAN SYARIAT ATAU TIDAK. Jika CINTA tunduk pada SYARIAT, di jamin jiwa akan bisa PULANG KEMBALI pada asalnya (bertemu ALLAH) yg itu diibarakat KUDA DENGAN PENUNGANGNYA.

Kita punya nafsu adalah sesuatu yg tidak bisa diungkuri karena itu adalah anugrah ALLAH, namun agar nafsu tidak liar sehingga sampai pd tujuan yg benar maka mesti tunduk pd Syariat.

SIDARTA SANG BUDDHA GAUTAMA bertutur kepadaa umatnaya: "Mengapa manusia bisa sedih ? Itu tak lain karena manusia punya TANHA. Apa itu TANHA ? TANHA adalah KEINGINAN (nafsu). Gara-gara ada KEINGINANLAH manusia menjadi menderita. Mengapa ? Karena antara KEINGINAN/NAFSU dgn kenyataaan sangat berbeda. KARENA ITU UNTUK MEMBEBASKAN MANUSIA DARI DERITA MANUSIA MESTI MEMBUNUH NAFSUNYA".

NAFSU TAK BISA DIBUNUH. KONSEP ISLAMLAH YG TEPAT: Bukan membunuh nafsu, tapi mengendalikan nafsu. JIHADUN NAFS, bukanlah membunuh nafsu. Dalam bahasa ARAB, membunuh itu al-qatl bukan al-jihad.

HASAN ALBANA, membagi jihad dalam 5 bentuk; (a). Jihad untuk lebih dekat dengan Allah, (b). Jihad melawan hawa nafsu, (c). Jihad melawan bisikan Syetan, (d). Jihad melawan kemunkaran dengan menggunakan argumen, (e). Jihad melawan kemunkaran dengan pedang (al-Qatl).

NAH JIHAD MELAWAAN NAFSU dgn cara MENGENDALIKAN NAFSU KE ARAH YANG BENAR, bukan mematikan nafsu. SIAPAPUN yg berusaha mencari kebahagaian dgn cara MEMBUNUH NAFSU, sudah pasti kesia-sian yg didapati.

RASULULLAH s.a.w yg dijamin masuk Surga, TIDAK TEPEKUR LARUT DALAM DZIKIR, tapi Beliau Kawin, Makan, Tidur, Perang, Dakwah, dll.

Nafsu dan cinta itu satu paket. Pembeda orang yg beriman & tidak beriman terletak pd seberapa jauh mampu mengendalikan nafsunya. Punya nafsu BUKANLAH AIB, justru yg tidak punya nafsu patut dipertanyakan apakah dia masih manusia apa bukan ? hehehhehe....

Selain faktor di atas, BATASAN TEGAS antara cinta karena nafsu dan cinta karena ALLAH terletak pada VISI/MISI CINTA ORANG YANG BERSANGKUTAN.

Orang yg tidak beriman dlm meletakkaan VISI CINTANYA (cita-cita tertinggi) bersifat kesenangan indrawi semata, misalnya sekedar MENYALURKAN SEKS. Makanya MEREKA begitu ketemu lawan jenis bukan NIKAH yg dibicarakan, tapi LEBIH KE PENYALURAN HASRAT. Dengan kata PACARAN, mereka memperoleh apa yg diinginkan: bergandengan, berpelukan, berciuman, bahkan bersetubuh. Banyak diantara mereka yg kalau ditanya soal pernikahan justru tidak siap. Mereka sebatas mau “PACARAN” sj, yg dengan itu hasrat seksnya terlampiaskan. Nah CINTA yg model tsb adalah patut dikategorikan CINTA KARENA NAFSU.

VISI TERTINGGI DALAM HIDUP adalah MASUK SURGA. Dan untuk bisa masuk Surga tentu harus selaras dgn kehendak ALLAH. Dan ALLAH berkehendak agar setiap mukmin mesti berdakwah/berjihad, yg dengan itu dpt imbalannya surga.

DAKWAH ADALAH MISI BAGI TIAP MUKMIN. Karena itu aktifitas MUKMIN mesti BERORIENTASI AKHERAT DAN DAKWAH. Nah cinta yg SELARAS DENGAN KEHENDAK ALLAH ITULAH YANG DINAMAKAN CINTA KARENA ALLAH.

Atas dasar itu cinta bagi seorang mukmin justru merupakan jalan mendekatkan pada Allah. Menikah adalah sarana menggapai Surga di dunia dan Surga di akaherat.  Barang siapa yg cintanya karena Allah, sudah pasti dapat kebahagiaan dunia, sekaligus kebahagiaan akherat.

Pertanyaannya adalah bagaimana dengan cintamu ?????? hehehehe.... jawablah di hati masing-masing. Tugas Gw cuma menjawab pertanyaan dan menyampaikan jawaban. hmmmmmm ....*_*

CATATAN:
Mohon maaf jika dalam penyampaian terdapat hal yg kurang berkenan 

1 komentar:

  1. APIK TENAN CAK......SALUT MASTER..moga raih cinta dan sorga ALLAH amien.

    BalasHapus