Hukum Alam elemen air. Memang banyak orang bilang
hidup itu jalani saja seperti air yang mengalir, jalani saja seperti apa
adanya. Pasrah-pasrah saja dengan nasib. Coba pikir brayyy ! pikir lagi !
renungin donkkk *maaf maksa, saya lagi galaoww*. Tau gak? Air itu selalu turun
dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Jatuh bisa masuk selokan, got kotor
tanpa arah (baca : buntu), masuk sungai dan semacamnya. Jika air itu jadi
banjir, maka akan merusak objek-objek tertentu. Begitulah air, tidak
terkendali. Melaju sesuai dengan kondisi yang dilaluinya. Kecuali kamu punya
jurus elemen air"AVATAR"
Hidup kita ini terlalu bernilai dan berharga
daripada hanya dilalui dengan pasrah-pasrah aja. Kehidupan manusia itu
seharusnya mantap dan terarah ! Disaat manusia tumbuh dewasa yang disertai
dengan kesempurnaan akalnya, maka semenjak itu pula ia akan berfikir tentang
keberadaannya di dunia. Ia mulai berfikir mengenai pertanyaan-pertanyaan
mendasar yang mana jawabannya akan menjadi landasan kehidupan pada masa-masa
selanjutnya. Selama masalah tersebut belum terjawab, manusia seolah tersesat
dalam kehidupannya. Karenanya hidup itu harus mantap dan terarah, tidak seperti
air mengalir.
Selain itu, Posisi masa depan sangat tergantung
kepada apa yang kita pikirkan saat ini. Kalau kita tidak memikirkan hal-hal
kesuksesan dan kemajuan, maka jangan harap kehidupan nantinya akan menjadi
lebih baik, apabila kita tidak memiliki harapan untuk sukses itu sendiri. Untuk
maju, kita harus memulainya dari sekarang.
Kita fokuskan untuk hidup selalu maju dan lebih
baik. Air akan sulit untuk naik ke dataran lebih tinggi, sementara dalam
kehidupan kita selalu menemukan jalan turun, datar, dan naik. Maka ubahlah
filosofi hidup mengalir bagai air menjadi hidup untuk mencapai yang lebih baik
dengan membuka pikiran. Jika kita membiarkan air mengalir, bukankah sifat
alamiah air mengalir ke tempat yang lebih rendah? Sekarang, jika kita
membiarkan kehidupan kita mengalir begitu saja tanpa tujuan, bukankah kehidupan
kita akan terbawa kekualitas yang lebih rendah?
Terkadang kita hidup terlalu ringan, ringan
bagaikan air yang mengalir tak tentu arah. Bisa saja mengalir menuju selokan
yang kotor, atau malah jadi air yang tergenang yang membawa bibit penyakit. Ini
contoh dari kemalasan. Karena kemalasan tidak selalu berarti tidak bergerak.
Memang kita bergerak, tapi kita tidak membuat rencana pergerakannya.
Filosofi hidup bagikan air mengalir itu tidak
cocok bagi orang yang mau berubah maju. Jika menjalani hidup seperti air
mengalir, berarti menyerah kepada keadaan. Hidup ini harus dikendalikan dan
diarahkan untuk selalu ke arah lebih baik.
Maka dari itu, kita harus berpikir untuk hidup
seperti air ledeng yang menuju pipa-pipa. Pipa-pipa itu kita tujukan untuk
mengarah pada tempat-tempat yang baik. Menjadi air yang dapat bermanfaat bagi
banyak orang. Oke, saya gak mau menjelaskan lebih lanjut karena itu hal yang
berbeda.:
Terima kasih Atas kunjungan- nya dan tetap Semangat !!!
Terima kasih Atas kunjungan- nya dan tetap Semangat !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar